Setiap hari, setiap saat ,doa telah
menjadi suatu ritual yang sangat penting bagi kita, karena dengan doa
hati dan pikiran kita bisa merasa damai dan tenang.doa merupakan salah satu
obat yang mujarab bagi setiap insan ketika bermacam persoalan dan masalah
datang mendera silih berganti.doa bagaikan sebuah oase bagi jiwa dan pikiran
yang kering.Tapi ada satu pertanyaan ,apakah doa yang telah kita
panjatkan dapat langsung dijawab Tuhan?
Sebagai hamba Tuhan yang lemah dan
banyak kekurangan,kita sebaiknya mengesampingkan dahulu pertanyaan diatas,
karena dikabulkan atau tidaknya sebuah doa adalah mutlak hak Tuhan semata.Dan
ketika sebuah doa belum terkabul,kita sebagai seorang hamba hendaknya jangan
lantas berputus asa dan tidak mau lagi untuk memohon atau berdoa.Sungguh suatu
kesalahan jika kita menjadi seorang hamba Tuhan yang mudah patah arang ketika
sesuatu yang kita inginkan tidak langsung mendapat hasil atau jawaban.Semuanya
perlu waktu,perlu sebuah proses.Kita sebagai insan yang lemah hanya bisa memohon
dan meminta.Kalau kita telusuri lebih jauh, sebenarnya doa yang kita panjatkan
adalah upaya bagaimana kita mendekatkan diri kepada Tuhan sang pencipta sebagai
konsekuensi keyakinan kita kepada-Nya. Doa adalah puncak pengungkapan
penghambaan kita kepada-Nya serta puncak pengungkapan tentang kesadaran akan
kelemahan, peng-harapan, dan kecintaan dari seorang hamba di hadapan-Nya.
Agar doa yang kita panjatkan dapat
efektif dikabulkan oleh Tuhan,kita sebaiknya mengetahui muatan atau kualitas
doa yang akan kita panjatkan.Yang tidak kalah penting adalah kita harus tahu
tata cara atau etika dalam berdoa. Di samping itu, jangan lupa untuk senantiasa
menjaga kebersihan mulut, kebersihan hati, dan tubuh kita ketika berdoa. Kita
pun harus tahu saat-saat yang makbul, tempat yang makbul, juga daya dorong
berupa keyakinan, serta kesungguhan dalam berdoa. Apabila semua ini dilakukan
dengan optimal, niscaya kita akan kaget bahwa begitu dekat terkabulnya doa yang
dipanjatkan.
Tuhan adalah maha mengerti apa yang
terucap dari mulut kita.Bahkan Tuhan maha mengetahui sekecil apapun hal-hal
yang terlintas dalam hati dan pikiran kita.Karena itu tetap teguhkanlah niat
kita untuk selalu berdoa kepada-Nya,karena sesungguhnya Tuhan benar-benar
mendengar dan akan mengabulkan doa hamba-hamba-Nya.
Hal terpenting dalam hidup adalah
perubahan diri menjadi lebih baik. Demikian pula dengan doa, ia harus
menjadikan setiap yang melakukannya menjadi lebih baik karena salah satu
hakikat doa adalah penuntun kita untuk mengubah diri menjadi lebih baik.
Adapun perbaikan kepribadian kita, bisa terjadi melalui rentetan musibah. Tuhan Mahatahu dan faham melalui pintu mana kita bisa berubah. Apabila rentetan musibah tersebut menjadikan kepribadian kita berubah ke arah yang lebih baik, inilah yang menjadi esensi sebenarnya dari doa-doa yang kita panjatkan. Andai doa-doa kita, rintihan kita atas berbagai musibah yang terjadi malah menjadikan jiwa kita kerdil, malas, dan pesimis, berarti kita tidak mampu menangkap hakikat dari doa kita.
Adapun perbaikan kepribadian kita, bisa terjadi melalui rentetan musibah. Tuhan Mahatahu dan faham melalui pintu mana kita bisa berubah. Apabila rentetan musibah tersebut menjadikan kepribadian kita berubah ke arah yang lebih baik, inilah yang menjadi esensi sebenarnya dari doa-doa yang kita panjatkan. Andai doa-doa kita, rintihan kita atas berbagai musibah yang terjadi malah menjadikan jiwa kita kerdil, malas, dan pesimis, berarti kita tidak mampu menangkap hakikat dari doa kita.
Jadi, apabila kita merasa doa kita
belum terkabul, tidak berarti karena Tuhan tidak mengabulkan keinginan kita.
Bukan karena Dia tidak memerhatikan permohonan hamba-hamba-Nya, melainkan bisa
jadi karena hamba itu tidak mau membenahi dirinya, enggan lepas dari kebiasaan
buruknya, dan merasa malas untuk meningkatkan ibadah.
Dengan demikian, introspeksilah diri! Lihat apa kekurangan-kekurangan kita dan pikirkan apa yang mesti kita lakukan agar Tuhan berkenan mengabulkan doa kita. Seperti meminta padi berbuah bagus, tetapi kita tidak pernah bergairah mencangkul dan memberi pupuk, maka doa kita adalah doa yang hampa.
Dengan demikian, introspeksilah diri! Lihat apa kekurangan-kekurangan kita dan pikirkan apa yang mesti kita lakukan agar Tuhan berkenan mengabulkan doa kita. Seperti meminta padi berbuah bagus, tetapi kita tidak pernah bergairah mencangkul dan memberi pupuk, maka doa kita adalah doa yang hampa.